Kamis, 26 Mei 2016 | By: Unknown

FUNGSI KAIN

Fungsi Kain

Jenis kain ada bermacam macam, biasanya klasifikasi kain dilakukan berdasarkan pada nama dagang dan teknik pembuatannya. Nama dagang dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya asal tenunan, nama perusahaan pembuat, model, fungsi dan kegunaan, dan lain-lainnya. Nama berdasar teknik lebih banyak dipergunakan karena menunjukkan sifat-sifat dan karakteristik kainnya
Pada materi ini akan diklasifikasikan kain berdasar fungsi-fungsinya. Baik untuk kain yang digunakan untuk sandang sebagaimana yang jamak kita kenal, ataupun kain digunakan untuk non sandang dan kebutuhan lain yang memiliki kekhasan tersendiri.

Secara garis besar fungsi kain dibagi menjadi 4 golongan, yaitu : Fungsi Sandang/Apparel, Fungsi Rumah Tangga/House Hold, Fungsi Industri/Industrial Use dan Fungsi Budaya/Tradisional

1. Fungsi Sandang/Apparel
Pakaian jadi/clothing/garment adalah berbagai jenis pakaian yang siap pakai (ready to wear) dalam berbagai ukuran standar, antara lain: pakaian pria dan wanita (dewasa dan anak-anak), pakaian pelindung (mantel, jacket, sweater), pakaian seragam, pakaian olah raga, dan lain-lain. Pakaian jadi ini harus dibedakan dengan apparel, karena apparel selain mencakup pakaian jadi juga mencakup berbagai accessories seperti sepatu, tas, perhiasan, tutup kepala atau kerudung, dasi, kaos kaki, dan accessories lainnya. Sehingga memiliki cakupan yang sangat luas sebagaimana uraian berikut:

a. Kain Voile

Kain ini merupakan kain kapas tipis, benang yang digunakan adalah benang halus, dengan twist berkisar 35 sampai 40 per inch. Kain voile yang kita jumpai biasanya dalam keadaan dicap, polos, maupun stripe yang dibentuk dengan tetal lusi yang lebih tinggi.

Kain volile selain dari kapas juga kita dapat kita temui berasal dari serat rayon, sutera, atau polister serta campurannya. Kain voile biasa digunakan sebagai tirai dan blouse.

b. Kain Organdy
Kain yang tipis dan transparan, dibuat dari serat kapas, rayon atau sutera biasa yang disebut organsa. Kain ini untuk tirai, pakaian, hiasan pinggir baju dan leher

c. Kain Cambric
Kain ini adalah kain yang diputihkan, kain dengan tenunan rapat, halus, lembut, dan sedikit diberi kanji. Kain ini digunakan untuk batik, kain saputangan, dan bahan pakaian

d. Kain Gingham
Kain ini adalah kain yang bercorak kotak-kotak, dikarenakan saat proses pertenunan menggunakan benang lusi berwarna. Dan tenuann ini bisa dihiasi garis-garis.
Kain yang mempunyai mutu rendah menggunakan benang garu, sedang mutunya tinggi menggunakan sisir. Selain benang kapas, kain ini bisa di gunakan serat lain. Biasanya berfungsi untuk kain sarung, pakaian wanita, pakaian anak dan selimut.

e. Kain Broadcloth
Kain rib yang beralur atau berusuk halus mengarah melintang, dibuat dari kapas yang panjang dan benang gintir, nomor lusi dan pakan sama. Kain ini ada juga yang mengalami proses merserisasi sehingga kilap kainnya bertambah. Sifat kain ini sangat lembut dan
lansai, dan terbuat dari campuran poliester kapas, dapat dicelup.

f. Kain Popline
Mempunyai rusuk yang lebih besar, karena benang pakannya lebih besar dari lusi. Kain aslinya terbuat dari sutera, tapi sekarang kebanyakkan dari kapas, biasanya digunakan untuk blouse, dan pakaian anak.
Kain popline yang mempunyai kilau lebih disebut Bercoline, nama lainnya adalah tricoline.

g. Taffeta
Kain yang berusuk kearah pakan lebih rata dibanding dengan kain lainnya. Kain ini bersifat rangup (fragile/mudah pecah) karena bentuk dari pada anyamannya, dibuat dari serat acetate filament atau serat rayon yang diberi pengerjaan khusus. Biasa digunakan sebagai bahan gaun.

h. Shantung
Kain ini adalah nama tenunan pertama di Tiongkok (China) dengan bahan baku sutera. Ciri dari kain ini adalah rusuk-rusuk kearah pakan tidak teratur, anyamanya polos dan penggintiran benang pakannya rata. Kain yang dihasilkan tidak rata atau ada penebalan di beberapa bagian. Kain ini dapat berwarna muda, dapat diwarnai dengan pencapan dan pencelupan, penyempurnaan resin dan proses merserisasi. Sangat cocok untuk pakaian.

i. Kain Serge
Kain dengan keper 45 derajad, efek yang ditimbaulkan halus dan jelas kepernya, kain ini banyak dijumpai dari serat kapas, campuran wol, rayon, dan sutera. Biasanya untuk jaket.

j. Kain Drill
Kain dengan keper 45 derajad biasanya keeper 2 banding 1. Fungsinya untuk pakainan seragam kerja, dan bahan baku utamanya adalah kapas

k. Kain Jean
Berat kain jean lebih ringan dari pada kain drill, benang yang dipakai halus dan garis kepernya hampir tidak terlihat. Kain ini untuk anak dan kain penutup

l. Kain Denim
Kain ini lebih berat dari drill, dibuat dari kapas, dengan lusi warna biru, atau lusi pakan warna biru. Fungsinya untuk pakaian olah raga, kain penutup, dan sekarang dipakai untuk blue jeans (celana)

m. Kain Gabrdiane
Keper lusi yang curam dengan 60 derajad atau lebih, tetal lusi lebih banyak dari pakannya, kain ini terutama terutama terbuat dari wol, dan kapas dan campuran lainnya. Fungsinya untuk jas hujan, dan bahan pakaian.

n. Kain Satin
Kain dengan seluruh anyaman satin, berwarna putih atau celupan lainnya. Kain ini banyak digunakan sebagai pakaian wanita atau sebagai pelapis.

o. Kain Damast
Kain ini bercorak kembang-kembang yang dihasilkan dari kombinasi anyaman kain satin pakan dan lusi. Bisa untuk pakaian wanita dan kain lapis.

p. Krep Asli
Sifat yang dimiliki adalah kerut mendatar waktu dipakai akan kembali oleh kandungan air mengkeretnya tinggi, langsainya baik, regangannya tinggi, lenting kembalinya baik. Menggunakan bahan baku kapas, rayon, wol, sutera maupun polister. Kain krep yang tetal lusi dan pakannya seimbang kita sebut kain chiffon dan goerget. Crepe dechine adalah variasi dari dua benang antihan S dan dua benang antihan Z. Banyak digunakan untuk kain kebaya dan pakaiana wanita.

q. Kain Berefek Krep
Dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Pada Efek Krep Akibat Tenunan ; kerut tidak mendatar waktu dipakai, mengkeretnya kurang, langsainya kurang, regangan rendah, lenting kembali tidak baik. Istilah lainnya adalah krep pasir, krep granit atau krep lumut.

2) Pada Efek Krep Akibat Penyempurnaan ; kerut akan hilang atau berkurang dengan pencucian yang sering, mengkeret kurang, langsai tak begitu baik. Istilah lainnya disebut kain plise.
Efek dengan benang tekstur adalah anyaman polos yang menggunakan benang lusi filament dan pakan tekstur. Kain ini mempunyai pegangan yang baik, efek yang timbulk karena anyaman sehingga permukaan kainnya akan nampak berbutir butir yang tersebar merata. Hal ini dapat ditimbulkan pula oleh tegangan lalatan boom, sedang efek ruang ditimbulkan oleh penyempurnaan dengan proses embossing.

r. Kain Rajut
Kain rajut berbeda dengan tenun, jika kain tenun dibuat dengan menyilangkan dua macam benang, maka pada kain rajut dibuat dengan jeratan-jeratan dari satu atau jajaran beberapa helai benang. Sifatnya berbeda dengan kain tenun, karean kain ini mempunyai elastisitas yang lebih besar atau tinggi dibanding kain tenun. Kelemahannya jika ada benang putus pada kain rajut maka kain akan berlobang.

Kain rajut ada macam-macam bentuk tetapi pada dasarnya hanya ada dua jenis rajutan, yaitu rajutan pakan dan rajutan lusi. Kain rajut banyak digunakan untuk bahan jaket, sweater, kaos, kemeja, rok, dan lain-lain.

s. Kain Lawn
Kain ini memiliki bobot yang ringan, tipis, dan ada yang dikanji maupun tidak dikanji. Kain ini dibuat dari benag kapas sisir atau garu, dan dipakai sebagai bahan stripe satin. Nomor benang yang di gunakan berkisar Ne1 80 sampai 100, dan tetal kain 80 x 90. Biasanya cocok dipakai di dalam maupun diluar ruangan sebagai bahan pakaian

t. Kain Berbulu
Kain yang mempunyai serat atau benang berbulu, sehingga kain ini tertutup keseluruhannya oleh bulu. Pemberian bulu pada kain ini adalah untuk menhasilkan rasa hangat karena untuk bahan jaket dan mantel bulu dapat dihasilkan dari bahan handuk. Misalnya kain handuk, courdory, kain beludru, velvet, flannel, dan suede.








Kamis, 19 Mei 2016 | By: Unknown

KONSTRUKSI KAIN

KONSTRUKSI KAIN



Dalam menentukan standar konstruksi kain terdapat unsur-unsur yang meliputi anyaman, nomor benang, tetal benang lusi dan pakan per satuan panjang dan lebar kain.


1. Anyaman


a. Metode Penggambaran Anyaman
Kain tenun adalah kain yang dibentuk oleh persilangan antara benang lusi dan benang pakan. Ada dua kemungkinan titik persilangan antara benang pakan dan lusi, yaitu benang lusi berada diatas benang pakan atau benang pakan berada di atas benang lusi.
Metode untuk menggambarkan anyaman dengan menggunakan diagram anyaman yang berbentuk kotak-kotak seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Satu kotak menunjukan titik persilagan antara benang pakan dengan benang lusi. Tanda silang (x) atau menghitamkan kotak menunjukan bahwa pada titik persilangan tersebut benang lusi berada diatas benang pakan, sebaliknya apabila kotak tersebut kosong berarti benang pakan
yang berada diatas benang lusi.






Diagram anyaman



Pada diagram anyaman dikenal istilah repeat anyaman yang berarti adalah jumlah pengulangan minimal benang lusi dan pakan. Jumlah repeat anyaman untuk setiap jenis anyaman berbeda-beda misalnya pada anyaman polos repeat anyaman berjumlah 2 helai lusi dan 2 helai pakan.

b. Anyaman Polos dan Turunannya


Anyaman polos merupakan anyaman yang paling sederhana yang memiliki repeat anyaman 2 kotak untuk 2 helai untuk benang lusi dan pakan. Diagram anyaman polos beserta skema bagaimana benang lusi menyilang pada benang pakan atau bagaimana benang pakan menyilang pada benang lusi dapat dilihat pada gambar berikut ini.


Diagram anyaman polos


Anyaman polos memiliki turunan, yaitu berupa perpanjangan kearah lusi yaitu Rib Lusi. Pada gambar berikut (A, B, C, D) berturut-turut adalah rib lusi 2/2, rib lusi 3/3, rib lusi 4/4 dan rib lusi 4/2.
Diagram anyaman rib lusi
Selain itu ada juga perpanjangan kearah pakan yaitu yang disebut rib pakan. Pada gambar (A,B,C,D) di bawah ini berturut-turut adalah rib pakan dengan repeat yang berbeda-beda. Anyaman turunan polos lainnya merupakan perpanjangan efek lusi dan pakan.


Diagram anyaman rib pakan





Gambar berikut menunjukan anyaman panama 2/2 dan panama 3/3.


Diagram anyaman panama 2/2 (A) dan panama 3/3 (B)


Selain itu dikenal juga anyaman turunan polos lainnya, yaitu turunan anyaman polos tidak langsung. Anyaman berlubang (perforated fabric) dan anyaman huckback merupakan contoh anyaman polos tidak langsung seperti terlihat pada gambar (A) dan (B) berikut :

Diagram anyaman polos tidak langsung




c. Anyaman Keper dan Turunannya


Anyaman keper dapat ditemukan aplikasinya pada berbagai jenis kain. Ciri utama kain tenun dengan anyaman keper yaitu adanya garis diagonal atau garis miring sepanjang kain. Sudut kemiringan atau garis miring anyaman keper ditentukan oleh anga loncat. Repeat minimal anyaman keper terdiri dari 3 helai benang lusi dan pakan. Jenis anyaman keper diantaranya keper lusi 2/1, 3/1, 4/1, 5/1, dsb. Sedangkan jenis anyaman keper pakan diantaranya adalah 1/2, 1/3, 1/4, 1/5, dsb. Pada beberapa penulisan anyaman keper dituliskan angka loncat dengan lambang miring dan angka. Kemiringan anyaman keper bisa
kearah kanan atau kiri yang ditandai dengan lambing/untuk keper kanan dan lambing/untuk keper kiri, contohnya anyaman keper lusi 4 / 1 dimaknai sebagai anyaman keper kanan 4/1.


A                                         B
Diagram anyaman keper lusi 4/1(A) dan keper pakan 1/4(B)


Anyaman keper memiliki turunan, misalnya keper rangkap 2/2 (croise atau cashmere) seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Contoh anyaman keper turunannya lainnya seperti herring bone.
A

B


Diagram anyaman keper rangkap 2/2 (A) dan herring bone (B)


d. Anyaman Satin dan Turunannya


Kain dengan anyaman satin memiliki sifat kain yang lebih licin dan lebih berkilau dibanding anyaman lainnya. Titik loncat pada anyaman satin menjadi ciri anyaman satin, misalnya satin 5 angka loncat 2 (5 V2) seperti terlihat pada gambar berikut ini yang berarti setiap melewati dua helai benang pakan, terjadi titik persilanganan kembali benang pakan diatas benang lusi.
Anyaman satin 5 V2





Penentuan angka loncat yang menjadi dasar anyaman satin memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini.
1) Angka loncat tidak sama dengan repeat anyaman
2) Angka loncat tidak boleh merupakan jumlah repeat dikurangi satu

3) Angka loncat tidak boleh menjadi factor pembagi dari repeat anyaman
4) Angka loncat bukan merupakan perkalian dari factor pembagi
5) Angka loncat 1 tidak boleh menjadi angka locat. Aplikasi dari ketentuan ini misalnya untuk anyaman satin dengan repeat 5, dapat memiliki angka loncat 2 dan 3.



e. Rencana Tenun



Rencana tenun adalah suatu diagram yang memberikan petunjuk tentang hubungan antara anyaman, cucukan (draft/drawing plan), rencana tenun dengan menggunakan rol kerek atau dengan peralatan dobby. Dibawah ini adalah contoh rencana paku dengan anyaman keper kanan 2/2




Rencana tenun keper kanan 2/2



Tipe cucukan pada rencana tenun berbagai macam, yaitu cucukan lurus (straight draft), kombinasi, dsb. Pada gambar berikut merupakan beberapa jenis rencana cucukan pada rencana tenun.



Cucukan lurus (Straight draft)


Referensi:




Karnadi dan Muzahar Yunizir, 1979, Design Tekstil 1, Jakarta, Dikmenjur Dekdikbud


Noerati, dkk, 2013, Teknologi Tekstil, Bandung, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil



Roetjito dan Djaloes Gaizia M, 1979, Proses Konstruksi kain Tekstil 1, Jakarta, Direktorat Dikmenjur Depdikbud



Suparli L dkk, 1977, Teori Konstruksi kain 1, Jakarta, Dikmenjur Depdikbud